Sejarah Berdirinya Kerajaan Kalingga

Kerajaan Kalingga merupakan salah satu kerajaan yang berdiri di Jawa Tengah. Dalam istilah yang lain Kerajaan Kalingga juga disebut dengan julukan Ho-Ling. Nama ini muncul berdasarkan catatan yang berasal dari Cina mengenai informasi tentang berdirinya Kerajaan Kalingga. Berdasarkan catatan tersebut juga menyebutkan bahwa kerajaan Kalingga hadir sejak abad ke-6 Masehi, hampir bersamaan dengan runtuhnya Kerajaan Tarumanegara.

Sejarah berdirinya Kerajaan Kalingga

Awal mula penemuan sejarah Kerajaan Kalingga diperkenalkan oleh seorang pendeta sekaligus penjelajah yang berasal dari Dinasti Tang bernama I-Tsing. Selain itu informasi juga diperoleh dari prasasti Tuk Mas yang berada di lereng gunung Merapi, Magelang, Jawa Tengah.

Kerajaan Kalingga muncul pada tahun 594 Masehi dan bertahan hingga tahun 782 Masehi. Beberapa kekuasaan kerajaan yang paling menonjol dimulai oleh kepemimpinan Prabu Wasumurti (594-605M), Ratu Shima (674-732M), dan Sanjaya (732-754M). Kerajaan yang satu ini memiliki jalur keturunan dari Kerajaan Mataram Kuno. Termasuk nama Kalingga yang merupakan salah satu nenek moyang Kerajaan Mataram Kuno.

Letak wilayah Kerajaan Kalingga

Letak Kerajaan Kalingga berada di Jawa Tengah, tepatnya daerah yang terbentang dari Pekalongan hingga Jepara. Seiring dengan berjalannya waktu kerajaan ini melakukan perluasan wilayah yang kemudian pusat Kerajaan dipindahkan ke Bhumi Sambhara di sekitar Magelang hingga Borobudur dan Bhumi Mataram di sekitar Yogyakarta hingga Prambanan. Adapun wilayah kekuasaan Kerajaan Kalingga secara keseluruhan meliputi wilayah utara pulau Jawa bagian tengah.

Corak agama dan budaya Kerajaan Kalingga

Kerajaan Kalingga termasuk salah satu kerajaan di Nusantara yang menganut agama Hindu-Budha. Meskipun demikian penduduknya tidak sedikit yang masih menganut agama kejawen sebagai warisan nenek moyang mereka. Sehingga dalam satu kerajaan masyarakat Kerajaan Kalingga memiliki tiga kepercayaan sekaligus.

Adapun bahasa yang digunakan di Kerajaan Kalingga adalah Jawa kuno, Melayu kuno, dan Sansekerta. Penggunaan bahasa Jawa dan Melayu merupakan faktor dari kekuasaan Sriwijaya, sedangkan bahasa Sansekerta merupakan bahasa yang muncul bersamaan dengan masuknya agama Hindu-Buddha.

Sistem mata pencaharian yang dimiliki oleh sebagian besar penduduk Kerajaan Kalingga adalah di bidang pertanian dan perdagangan. Letaknya di pesisir utara pantai Jawa membuat Kerajaan Kalingga memiliki posisi yang strategis untuk menjalin hubungan perdagangan dengan kerajaan lain.

 

Prasasti peninggalan Kerajaan Kalingga

  • Prasasti Tuk Mas

Prasasti Tuk Mas berada di Dusun Dakawu, Desa Lebak, Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang. Dalam tulisannya menggunakan huruf Pallawa dan bahasa sanskerta. Adapun isi prasasti tersebut menyebutkan tentang mata air yang merujuk pada sungai mengalir seperti halnya sungai Gangga di India. Beberapa relief yang termuat di prasasti tersebut meliputi trisula, Kendo, kapak, keong, cakra, bunga teratai yang menjadi tanda simbolis hubungan antara manusia dengan dewa-dewa Hindu.

 

  • Prasasti Sojomerto

Prasasti sojomerto sendiri ditemukan di Kabupaten Batang tepatnya Desa Sojomerto. Berbeda dengan prasasti tuk mas, tulisan yang terdapat pada prasasti ini merupakan aksara kawi serta menggunakan bahasa melayu kuno. Isinya menyebutkan tentang keluarga dari tokoh utama yaitu Dapunta Selendra, tokoh yang menjadi cikal bakal turunnya raja-raja Wangsa Syailendra di Kerajaan Medang.

Berdasarkan temuan dua prasasti di atas menunjukkan bahwa kawasan pantai utara Jawa Tengah terdapat suatu kerajaan bercorak Hindu Siwais yang memiliki hubungan dengan Kerajaan Kalingga.
Apabila ditelisik melalui jalur silsilah penguasa kerajaan, besar kemungkinan Kerajaan Kalingga memiliki hubungan yang erat dengan wangsa Syailendra dan kerajaan Medang yang berkembang di wilayah Selatan Jawa.
Sejarah Berdirinya Kerajaan Kalingga – Budaya Jawa

Tinggalkan komentar