Kerajaan Kalingga merupakan salah satu kerajaan yang berdiri di Jawa Tengah. Dalam istilah yang lain Kerajaan Kalingga juga disebut dengan julukan Ho-Ling. Nama ini muncul berdasarkan catatan yang berasal dari Cina mengenai informasi tentang berdirinya Kerajaan Kalingga. Berdasarkan catatan tersebut juga menyebutkan bahwa kerajaan Kalingga hadir sejak abad ke-6 Masehi, hampir bersamaan dengan runtuhnya Kerajaan Tarumanegara.
Sejarah berdirinya Kerajaan Kalingga
Awal mula penemuan sejarah Kerajaan Kalingga diperkenalkan oleh seorang pendeta sekaligus penjelajah yang berasal dari Dinasti Tang bernama I-Tsing. Selain itu informasi juga diperoleh dari prasasti Tuk Mas yang berada di lereng gunung Merapi, Magelang, Jawa Tengah.
Letak wilayah Kerajaan Kalingga
Letak Kerajaan Kalingga berada di Jawa Tengah, tepatnya daerah yang terbentang dari Pekalongan hingga Jepara. Seiring dengan berjalannya waktu kerajaan ini melakukan perluasan wilayah yang kemudian pusat Kerajaan dipindahkan ke Bhumi Sambhara di sekitar Magelang hingga Borobudur dan Bhumi Mataram di sekitar Yogyakarta hingga Prambanan. Adapun wilayah kekuasaan Kerajaan Kalingga secara keseluruhan meliputi wilayah utara pulau Jawa bagian tengah.
Corak agama dan budaya Kerajaan Kalingga
Kerajaan Kalingga termasuk salah satu kerajaan di Nusantara yang menganut agama Hindu-Budha. Meskipun demikian penduduknya tidak sedikit yang masih menganut agama kejawen sebagai warisan nenek moyang mereka. Sehingga dalam satu kerajaan masyarakat Kerajaan Kalingga memiliki tiga kepercayaan sekaligus.
Adapun bahasa yang digunakan di Kerajaan Kalingga adalah Jawa kuno, Melayu kuno, dan Sansekerta. Penggunaan bahasa Jawa dan Melayu merupakan faktor dari kekuasaan Sriwijaya, sedangkan bahasa Sansekerta merupakan bahasa yang muncul bersamaan dengan masuknya agama Hindu-Buddha.
Prasasti peninggalan Kerajaan Kalingga
- Prasasti Tuk Mas
Prasasti Tuk Mas berada di Dusun Dakawu, Desa Lebak, Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang. Dalam tulisannya menggunakan huruf Pallawa dan bahasa sanskerta. Adapun isi prasasti tersebut menyebutkan tentang mata air yang merujuk pada sungai mengalir seperti halnya sungai Gangga di India. Beberapa relief yang termuat di prasasti tersebut meliputi trisula, Kendo, kapak, keong, cakra, bunga teratai yang menjadi tanda simbolis hubungan antara manusia dengan dewa-dewa Hindu.
- Prasasti Sojomerto
Prasasti sojomerto sendiri ditemukan di Kabupaten Batang tepatnya Desa Sojomerto. Berbeda dengan prasasti tuk mas, tulisan yang terdapat pada prasasti ini merupakan aksara kawi serta menggunakan bahasa melayu kuno. Isinya menyebutkan tentang keluarga dari tokoh utama yaitu Dapunta Selendra, tokoh yang menjadi cikal bakal turunnya raja-raja Wangsa Syailendra di Kerajaan Medang.